Saiber.news , Bandar Lampung Senen (01/09/2025)- Pemerintah Provinsi Lampung telah menunjukkan komitmennya dalam mengedepankan pendekatan persuasif dalam menjalankan roda pemerintahan, terutama dalam berinteraksi dengan kalangan mahasiswa. Sikap ini tercermin dalam pernyataan Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Marindo Kurniawan, yang menyebut para demonstran sebagai bagian dari keluarga besar Lampung. Pernyataan ini tidak sekadar sebuah ungkapan semata, melainkan mencerminkan upaya pemerintah untuk membangun komunikasi yang konstruktif dan menjalin kemitraan dengan generasi muda, khususnya mahasiswa, yang dianggap sebagai pewaris masa depan Provinsi Lampung.
Dalam konteks pemerintahan, interaksi dengan mahasiswa sering kali berhubungan dengan tuntutan sosial dan kritik terhadap kebijakan yang dijalankan. Mahasiswa sebagai agen perubahan memiliki peran penting dalam mengawal demokrasi dan mendorong transparansi serta akuntabilitas publik. Dengan menganggap mereka sebagai bagian dari “keluarga besar,” pemerintah tidak hanya mengakui keberadaan mahasiswa, tetapi juga memberikan pengakuan terhadap suara dan aspirasi mereka. Hal ini menjadi penting dalam menciptakan dialog antara pemerintah dan masyarakat, di mana mahasiswa dapat menyampaikan pendapat mereka dengan cara yang lebih terbuka.
Pendekatan persuasif yang diambil oleh Pemerintah Provinsi Lampung diharapkan dapat mengurangi tensi antara mahasiswa dan pemerintah yang sering kali memicu aksi demonstrasi. Dengan cara ini, mahasiswa diharapkan merasa dihargai dan diakui keberadaannya dalam proses pengambilan keputusan. Penerimaan dan pengawasan terhadap kepemimpinan serta kebijakan publik yang dikeluarkan diharapkan dapat dilakukan melalui diskusi yang lebih konstruktif dan solutif. Pandangan Sekdaprov Marindo Kurniawan yang menyebut mahasiswa sebagai generasi muda yang akan menjadi pewaris Provinsi Lampung ke depan menegaskan pentingnya investasi pada sumber daya manusia yang berkualitas. Dalam hal ini, mahasiswa dilihat tidak hanya sebagai bagian dari kontestan politik, tetapi juga sebagai pemimpin masa depan yang diharapkan dapat membantu membangun provinsi mereka dengan lebih baik.
Namun, pendekatan persuasif ini juga memerlukan adanya kejujuran dari pemerintah dalam menyikapi setiap aspirasi serta kritik yang disampaikan oleh mahasiswa. Ketulusan pemerintah dalam mendengar suara generasi muda akan menjadi kunci dalam membangun kepercayaan. Jika mahasiswa merasa didengarkan dan diakomodasi, maka kemungkinan besar mereka akan lebih bersedia untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses pembangunan daerah, alih-alih memilih untuk mengekspresikan kekecewaan mereka melalui aksi demonstrasi. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk secara konsisten menerapkan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam setiap kebijakan yang diambil.
Pemerintah Provinsi Lampung, dengan pendekatan persuasif yang diusungnya menunjukkan bahwa penanganan isu-isu sosial dan politik tidak selalu harus dilakukan dengan cara yang konfrontatif. Sebaliknya dialog terbuka dan saling menghormati dapat menjadi jalan untuk mencapai solusi yang lebih baik. Tindakan ini jika diterapkan secara berkelanjutan dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara pemerintah dan masyarakat, termasuk mahasiswa. Hal ini diharapkan bukan hanya untuk menjawab tuntutan saat ini, tetapi juga untuk menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi Provinsi Lampung. (Z)